Rabu, 19 Juni 2013

ABADI



Yang terluka tetap saja ada, dari rahim hingga sakit mencekik tak bersuara
radang tumbuh dalam mata, lebih terdengar-karna ia saudara
Tak heran-benar dalam mangkok ada comberan. Lalu, aku-kita-mereka kenyang bersama.
Apa salah mata bercerita?
Tikus-tikus berenang dalam santapan, ratapan siang mencuri sisa-sisa selokan
Yang terluka tetap saja ada..
awal fajar hingga gerhana purnama tenggelam
pengemis meminta, penjambret bertanya? "Yang kucuri; apa yang kau-minta?"
Apa susah jadi manusia?
yang meminta ada dipenjara
pencuri kabur dari tanah-legam hitam-kental kelahiran; ia dipersunting, saat berteriak mengejar kehidupan.
“Tuhan jika aku Engkau izinkan mati dengan timah itu! Biarkan darah ini menjadi nasi; aku mencuri karna lapar dan harga diri”
Pencuri tetap saja mati; darah mustahil menjadi nasi. Hidup bukan lagi untuk negeri
Yang duduk merdeka;
Demi kehidupan dan harga diri
Koruptor tetap haru dalam tawa, di bawah laci dan dasi ada suara yang dikunci.

O...
Aku heran! kita heran; semua menjadi beban dalam pikulan
kata tetangga. Aku kaya, kita kaya, mereka kaya; Kaya akan hinaan jalan raya
ini tanahku, tanah kita, tanah mereka, tanah air mata

Sekarang apa?
Dari timah menjadi darah; membusuk dalam tanah
daging-daging adalah santapan; bangkai mulia jadi hidangan
Apa susah jadi manusia?
rumah anjing dikawal srigala; Istana setan di diami iblis; manusia tetap saja tertawa
Aku manusia, kita manusia, mereka manusia; lalu siapa yang tertawa?
Ini negeri siapa yang punya?
Tanah sorga; manusia paripurna; di sana
Karena, yang lapar tetap saja ada. Di sini

O...
Aku heran, kita heran; semua jadi kekuatan dalam pikulan
Ini tanahku, tanah kita, tanah mereka, tanah duka; Tanahnya airmata...

Pengarang: Defri ar-Rahman
23 Agustus 2012
Citra Bangku Dalam Negeri

Rabu, 24 April 2013

SEBAB TURUNYA SURAT 'ABASA'

 ASBABUN NUZUL / SEBAB TURUNYA SURAT 'ABASA'

              Dari penjelasan guru2 saya, sebetulnya kemarahan Nabi saat diinterupsi adalah hal yang wajar. Saat itu Nabi sedang menjelaskan Islam dihadapan para pembesar Quraisy. Namun tiba2 diinterupsi oleh Abdullah bin Ummi Maktum yg ingin mendapat pelajaran ttg Islam. Kita pun jika diinterupsi saat berbincang2 dgn orang lain akan marah. Namun bagi seorang Nabi hal itu tetap dianggap tidak patut.
Turunnya surat ‘Abasa yang menegur Nabi, namun tetap disampaikan oleh Nabi, justru menunjukkan Nabi Muhammad adalah seorang yang mulia. Beliau tetap menyampaikan surat Al Qur’an kepada ummatnya meski itu mengkritik beliau.
Ini ada tulisan yg mengkonfirmasi penjelasan guru saya:
Asbabun Nuzul Surah ‘Abasa
1. Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,
2. karena telah datang seorang buta kepadanya*.
3. tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa),
4. atau Dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?
5. Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup*,
6. Maka kamu melayaninya.
7. Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau Dia tidak membersihkan diri (beriman).
8. dan Adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran),
9. sedang ia takut kepada (Allah),
10. Maka kamu mengabaikannya.
(‘Abasa: 1-10)
* Orang buta itu bernama Abdullah bin Ummi Maktum. Dia datang kepada Rasulullah s.a.w. meminta ajaran-ajaran tentang Islam; lalu Rasulullah s.a.w. bermuka masam dan berpaling daripadanya, karena beliau sedang menghadapi pembesar Quraisy dengan pengharapan agar pembesar-pembesar tersebut mau masuk Islam. Maka turunlah surat ini sebagi teguran kepada Rasulullah s.a.w.
** Yaitu pembesar-pembesar Quraisy yang sedang dihadapi Rasulullah s.a.w. yang diharapkannya dapat masuk Islam.
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan al-Hakim, yang bersumber dari ‘Aisyah. Diriwayatkan pula oleh Abu Ya’la yang bersumber dari Anas bahwa Firman Allah. ‘Abasa wa tawallaa (Dia [Muhammad] bermuka masam dan berpaling turun berkenaan dengan Ibnu Ummi Maktum, seorang buta yang datang kepada Nabi Muhammad saw seraya berkata: “Berilah aku petunjuk yang Rasulullah.” Pada waktu itu Rasulullah saw sedang menghadapi para embesar kaum musyrikin Quraisy. Beliau berpaling dari Ibnu Ummi Maktum dan tetap menghadapi pembesar-pembesar Quraisy.
Ibnu Ummi Maktum berkata: “Apakah yang saya katakan ini mengganggu tuan ?” Rasulullah saw menjawab: “Tidak.” Ayat-ayat ini (‘Abasa: 1-10) turun sebagai teguran atas perbuatan Rasulullah salallah alaihi wasalam.


Sebab Turunnya Surat ‘Abasa

 ASBABUN NUZUL / SEBAB TURUNYA SURAT 'ABASA'

           Dari penjelasan guru2 saya, sebetulnya kemarahan Nabi saat diinterupsi adalah hal yang wajar. Saat itu Nabi sedang menjelaskan Islam dihadapan para pembesar Quraisy. Namun tiba2 diinterupsi oleh Abdullah bin Ummi Maktum yg ingin mendapat pelajaran ttg Islam. Kita pun jika diinterupsi saat berbincang2 dgn orang lain akan marah. Namun bagi seorang Nabi hal itu tetap dianggap tidak patut.
Turunnya surat ‘Abasa yang menegur Nabi, namun tetap disampaikan oleh Nabi, justru menunjukkan Nabi Muhammad adalah seorang yang mulia. Beliau tetap menyampaikan surat Al Qur’an kepada ummatnya meski itu mengkritik beliau.
Ini ada tulisan yg mengkonfirmasi penjelasan guru saya:
Asbabun Nuzul Surah ‘Abasa
1. Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling,
2. karena telah datang seorang buta kepadanya*.
3. tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa),
4. atau Dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya?
5. Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup*,
6. Maka kamu melayaninya.
7. Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau Dia tidak membersihkan diri (beriman).
8. dan Adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran),
9. sedang ia takut kepada (Allah),
10. Maka kamu mengabaikannya.
(‘Abasa: 1-10)
* Orang buta itu bernama Abdullah bin Ummi Maktum. Dia datang kepada Rasulullah s.a.w. meminta ajaran-ajaran tentang Islam; lalu Rasulullah s.a.w. bermuka masam dan berpaling daripadanya, karena beliau sedang menghadapi pembesar Quraisy dengan pengharapan agar pembesar-pembesar tersebut mau masuk Islam. Maka turunlah surat ini sebagi teguran kepada Rasulullah s.a.w.
** Yaitu pembesar-pembesar Quraisy yang sedang dihadapi Rasulullah s.a.w. yang diharapkannya dapat masuk Islam.
Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan al-Hakim, yang bersumber dari ‘Aisyah. Diriwayatkan pula oleh Abu Ya’la yang bersumber dari Anas bahwa Firman Allah. ‘Abasa wa tawallaa (Dia [Muhammad] bermuka masam dan berpaling turun berkenaan dengan Ibnu Ummi Maktum, seorang buta yang datang kepada Nabi Muhammad saw seraya berkata: “Berilah aku petunjuk yang Rasulullah.” Pada waktu itu Rasulullah saw sedang menghadapi para embesar kaum musyrikin Quraisy. Beliau berpaling dari Ibnu Ummi Maktum dan tetap menghadapi pembesar-pembesar Quraisy.
Ibnu Ummi Maktum berkata: “Apakah yang saya katakan ini mengganggu tuan ?” Rasulullah saw menjawab: “Tidak.” Ayat-ayat ini (‘Abasa: 1-10) turun sebagai teguran atas perbuatan Rasulullah saw itu.

Kamis, 07 Februari 2013

KAMPOENGKU

SUMBERARUM

adalah desa yang ramah,aman, dan nyaman yang dibagi 4 dukuh
  1. kebat
  2. glonggong
  3. plalanag
  4. sumber http://banggal.blogspot.com