Yang terluka tetap saja ada, dari rahim hingga sakit mencekik tak bersuara
radang tumbuh dalam mata, lebih terdengar-karna ia saudara
Tak heran-benar dalam mangkok ada comberan. Lalu, aku-kita-mereka kenyang bersama.
Apa salah mata bercerita?
Tikus-tikus berenang dalam santapan, ratapan siang mencuri sisa-sisa selokan
Yang terluka tetap saja ada..
awal fajar hingga gerhana purnama tenggelam
pengemis meminta, penjambret bertanya? "Yang kucuri; apa yang kau-minta?"
Apa susah jadi manusia?
yang meminta ada dipenjara
pencuri kabur dari tanah-legam hitam-kental kelahiran; ia dipersunting, saat berteriak mengejar kehidupan.
“Tuhan jika aku Engkau izinkan mati dengan timah itu! Biarkan darah ini menjadi nasi; aku mencuri karna lapar dan harga diri”
Pencuri tetap saja mati; darah mustahil menjadi nasi. Hidup bukan lagi untuk negeri
Yang duduk merdeka;
Demi kehidupan dan harga diri
Koruptor tetap haru dalam tawa, di bawah laci dan dasi ada suara yang dikunci.
O...
Aku heran! kita heran; semua menjadi beban dalam pikulan
kata tetangga. Aku kaya, kita kaya, mereka kaya; Kaya akan hinaan jalan raya
ini tanahku, tanah kita, tanah mereka, tanah air mata
Sekarang apa?
Dari timah menjadi darah; membusuk dalam tanah
daging-daging adalah santapan; bangkai mulia jadi hidangan
Apa susah jadi manusia?
rumah anjing dikawal srigala; Istana setan di diami iblis; manusia tetap saja tertawa
Aku manusia, kita manusia, mereka manusia; lalu siapa yang tertawa?
Ini negeri siapa yang punya?
Tanah sorga; manusia paripurna; di sana
Karena, yang lapar tetap saja ada. Di sini
O...
Aku heran, kita heran; semua jadi kekuatan dalam pikulan
Ini tanahku, tanah kita, tanah mereka, tanah duka; Tanahnya airmata...
Pengarang: Defri ar-Rahman
23 Agustus 2012
Citra Bangku Dalam Negeri